Senin, 01 Juli 2019


Horas Medan... 
Apa kabarnya kawan-kawan ku yang di Medan? Masih idupnya klen? 
Ku tengok di fb banyak kali yang ucapkan "Selamat Ulang Tahun Kota Medan"
Trus kekmana kali rupanya, kalian ucapkan Selamat Ulang Tahun tapi gak pernah kalian bikin bangga Kota Medan itu. 

Aku lahir dan besar di Kota Medan, dan sekarang lagi mengabdi di Papua jadi Guru Penggerak Daerah Terpencil. Di Papua ini banyak ku jumpai orang dari berbagai pulau yang ada di Indonesia ini, ada yang dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan yang paling sering ku jumpai dari pulau NTT(Nusa Tenggara Timur). Setiap kali perkenalan pasti kubilang aku orang Medan bukan kubilang orang Batak.

Orang-orang di Papua ini lebih mengenal kalo Medan itu berarti Batak, aku sebagai orang Medan gak terima pendapat mereka, langsung lah ku jelaskan sama orang itu kalo di Medan itu bukan hanya orang Batak aja biarpun aku orang Batak. Medan itu udah semacam miniaturnya Indonesia, karena di Medan itu orang-orang dari segala penjuru Indonesia ada, kalo ku sebutkan satu per satu gak cukup nanti satu halaman karna saking banyaknya.

Disini, kalo udah dengar kata Medan langsung antusias (antara penasaran atau takut sama orang Medan). Mereka beranggapan kalo orang Medan itu galak, kasar, sangar, gak tau orang ini kalo orang Medan itu lembut, baik, gak pelit, patuh kepada orang tua, dan rajin menabung. Orang menilai Kota Medan itu dari luarnya aja gak dari dalamnya.

Kota Medan itu unik, apalagi orang-orang nya jangan ditanyaklah...
Orang Medan itu rasa persaudaraan nya sangat kuat saking kuatnya orang Medan gak cocok jadi teroris.

Ketua        : Dah tau kelen peta operasi kita kan? 
Anggota 1: Jangan letak disitulah bang, hotel itu punya kawan abangku.. Di cafe sebelah itu                          ajalah. 
Anggota 2: Bahhh... Jangan lah disitu, cafe itu punya tanteku. 
Anggota 1: Jadi dimana?  Pos polisi dekat simpang itu cemana? 
Anggota 2: Itu lagi, abang iparku sering nongkrong disitu. 
Ketua       : Udahlah, ga usah jadi operasi kita. Mati aja kelen di aer-aer sana!!! 

Orang Medan itu gak ada yang mau jadi anggota, semuanya mau jadi ketua. Makanya orang Medan itu susah dapat kerja.

A: Kau kerjakan dulu itu biar caer uang itu. 
B: Kau ajalah yang kerjakan ketua. 
A: Bahh... ketuamu kau suruh-suruh? 
B: Kalo gitu aku ajalah jadi ketua, biar kusuruh-suruh abang. 
A: Enak kali lah kau jadi ketua. 

Cuman di Medan lah ada angkot yang tujuannya ke bulan, cuma di Medan orang naik motor badannya miring macam orang yang kelainan tulang, cuma di Medan orang lebih milih gantung/tarum kalo naik angkot/bus, cuma dimedan tempat cuci mobil atau motor itu disebut doorsmer, cuma dimedan bilang motor itu kreta, kapal itu pesawat.

Bahasa di Medan juga aneh, aku menyadari bahasa Medan itu aneh setelah disini. Teh itu air putih, karena teh yang pakek gula itu namanya teh manis dan yang gak pake gula namanya teh pahit, sementara yang pakek es namanya manis dingin namun biasa disebut mandi, tapi ada juga yang menyebut teh itu tes, biasa yang sebut begitu opung-opung atau bapak-bapak di kede kopi. Ada juga bahasa orang Medan yang diambil dari bahasa Inggris, contohnya wayar artinya kabel yang diambil dari bahasa Inggris wire, raun atau raon-raon artinya muter-muter berasal dari round, selow artinya pelan berasal dari slow.

Pokoknya kota Medan mantap kalilah, gadak imbang nya. Susah nyarik imbang kota Medan ini. Kota Medan itu tempat berkumpulnya berbagai suku, ras, dan agama tetapi kotanya tetap tentram,aman dan damai tanpa ada gesekan-gesekan antar sesama walau berbeda suku, ras, dan agama. Itu yang membuat kota Medan mendapat nilai tambah dimata orang-orang.

Selamat hari jadi Kota Medan...
Semoga semakin maju kotanya semakin maju juga warganya.



Salam dari pedalaman Papua.
Merauke, 2019

Post a Comment: